LAPORAN 8
PRATIKUM
INSTALASI KOMPUTER DAN JARINGAN
“ STATIC ROUTE ”
Oleh:
Nama : Riyo Syaputra
Nim : 1102087
Prodi : Pendidikan
Teknik Elektronika
Teknik Elektronika
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
2013
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1.
Mahasiswa diharapkan mengenal dan
memahami fungsi Router (perangkat routing) pada jaringan komputer.
2. Mahasiswa diharapkan
memahami proses Routing pada jaringan komputer.
3. Mahasiswa dapat melakukan
konfigurasi PC Router dengan Default Gateway dan Static Route pada
jaringan berbasis Windows.
B.
ALAT DAN BAHAN
1.
Komputer (Pada kasus ini menggunakan
Komputer dengan Sistem Operasi Windows 2000 Server atau 2003 Server)
2.
Kartu Jaringan (NIC) 2 buah atau lebih
3. Kabel jaringan
4. Switch
C. TEORI SINGKAT
1. Pengertian Router
Router adalah perangkat yang akan melewatkan
paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode
addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data tersebut. Router
memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang
mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling
terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing
terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system
ke system lain. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap
paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang
menurutnya lebih dekat ke host tujuan. PC Router adalah Personal
Computer (PC) yang digunakan sebagai Router (routing) biasanya yang digunakan
adalah PC – Multihomed yaitu Komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC ( Network
Interface Card).
2. Routing
Routing (Perutean)
merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat
menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai
dengan alamat IP yang diberikan.
Perutean secara static
dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Default Gateway
2. Static Route
Penggunaan Default Gateway dan Static Route tersebut diatas
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada saat mendesain suatu jaringan, apakah
route yang dibuat bersifat kompleks atau sederhana. Untuk desain route sederhana
kemungkinan besar dapat digunakan dengan menggunakan default gateway. Tetapi
seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks dapat kita menggunakan
routing static atau kedua-duanya secara kombinasi yakni menggunakan dafault
gateway dan static route pada titik-titik tertentu.
Perhatikan topologi jaringan berikut :
Untuk kasus routing seperti topologi
jaringan diatas, routing antar LAN A dan LAN B bisa dilakukan dengan default
gateway. Host-host yang ada pada masing-masing segmen dapat melakukan
komunikasi antar segmen dengan baik. Perhatikan
tabel routing dari PC Router A berikut :
Berikut penjelasan entri pada tabel:
·
127.0.0.0 Jaringan Loopback. Tiap
datagram yang yang dikirim ke 127.0.0.0 akan dirutekan ke 127.0.0.1 dan
direfleksikan balik.
·
192.168.1.0 Alamat jaringan (LAN A).
Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter
192.168.1.1.
·
192.168.1.1 Adapter Network (NIC1) pada router. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke
alamat ini akan dirutekan kembali ke Loopback.
·
192.168.1.255 Alamat Broadcast untuk
jaringan 192.168.1.1. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter
192.168.1.1.
·
192.168.2.0 Alamat jaringan (LAN B).
Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter
192.168.2.1.
·
192.168.2.1 Adapter Network (NIC2) pada router. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke
alamat ini akan dirutekan kembali ke Loopback.
·
192.168.2.255 Alamat Broadcast untuk
jaringan 192.168.2.1. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter
192.168.2.1.
·
224.0.0.0 Alamat multicast yang digunakan secara internal
oleh WindowsNT.
·
255.255.255.255 Alamat Broadcast local (router tidak
meneruskan broadcast ke jaringan lain).
Tabel routing terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri
rute terdiri dari IP Address. Kondisi tabel routing seperti gambar diatas sudah
bisa meneruskan paket-paket data antar segmen LAN A dan LAN B .Pada kasus
jaringan yang lebih kompleks, entri tabel routing default belum tentu cukup
untuk melakukan perutean antara segmen-segmen jaringan yang ada, sehingga entri
tabel routing perlu disempurnakan. Dengan Static Route hal itu bisa dilakukan. Perhatikan
topologi jaringan berikut :
Dari topologi jaringan diatas, paket
data dari segmen LAN A belum bias diteruskan ke segmen LAN C, begitu juga
sebaliknya. Untuk itu, perlu dilakukan penambahan entri tabel routing pada
Router A dan Router B agar seluruh host yang ada pada masing-masing segmen
jaringan dapat berkomunikasi.
Membuat Tabel Routing
Static
Bentuk perintah route pada
Windows NT adalah sebagai berikut :
route [command]
[Destinatio] [mask/netmask] [gateway]
Route menerima empat option
:
·
add menambahkan route ke tabel
·
delete menghapus route dari tabel
·
change mengubah routing pada entri
tabel
·
print mencetak tabel routing
destination adalah parameter optional yang menyebutkan
alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel routing.
mask adalah netmask dari destination.
gateway adalah parameter optional yang menentukan alamat
IP dari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing datagram ke tujuan.
Pada topologi jaringan diatas, entri
tabel routing pada Router A dan Router B harus ditambah dengan Static Route
agar host pada segmen A dapat berkomunikasi dengan host segmen B.
Pada Router A, tambahkan
static route :
C:> route add 192.168.2.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.1
C:> route add 192.168.3.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.2
Pada Router B, tambahkan
static route :
C:> route add
192.168.2.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.2
C:> route add
192.168.1.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.1
D. LANGKAH KERJA
1. Routing dengan Default
Gateway
Konfigurasi PC Router dengan default
gateway ini sangat mudah dapat kita lakukan dengan :
1.
Siapkan komputer yang memiliki 2 buah
NIC yang ada di dalamnya dan menggunakan system Operasi Windows 2000 Server
atau 2003 server (PC – Multihomed)
2. Siapkan juga 4 unit
komputer sebagai klien dari PC Router (Windows 98, Me, 2000Profesional, atau
XP)
3.
Bangun jaringan seperti gambar di bawah :
4. Konfigurasi IP Address
masing-masing PC sesuai dengan gambar diatas.
5. Agar PC yang akan
difungsikan sebagai Router, mampu menjalankan service router, aktifkan layanan Routing
and Remote Access yang ada pada administration tool pada Windows 2000
server atau Windows 2003 server. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pada Windows 2003 buka
Start _ Program _ Administrative Tools _ Routing and Remote Access
b. Klik Next dan pilih “Custom
Configuration”
c. Klik next dan ceklist “LAN Routing” terdapat banyak pilihan
yang bias kita buat disana. Tapi untuk konfigurasi dasar ini kita akan
konsentrasi pada LAN Roouting terlebih dahulu.
d. Setelah memilih LAN
Routing kemudian klik Next, maka layanan Routing and Remote Access
sudah tersedia pada PC Router.
e.
Langkah
selanjutnya adalah mengaktifkan layanan “Routing and Remote Access”,
dengan cara mengklik kanan Server dan klik “Configure and Enable Routing and
Remote Access”
f.
Jika windows Routing sudah aktif, pada
label dekat tulisan server akan berwrna hijau.
g. Konfigurasi selesai dan PC
Router sudah siap digunakan.
6.
Konfigurasi seluruh Komputer Client
sesuai dengan IP Address yang tertera pada gambar desain jaringan diatas.
7.
Konfigurasi selesai, lakukan uji
koneksi dengan perintah ping dari setiap host ke host yang lain, isikan kedalam
tabel.
8. Cetak Tabel Routing dari PC
Router A, dengan perintah : C:> route print Amati informasi yang
ditampilkan!
9.
Untuk melihat rute yang dilalui untuk meneruskan sebuah paket dari
satu host ke host yang lain, misalnya dari Host 1 (192.168.1.1) ke Host 4
(192.168.2.3) dapat dilakukan dengan cara : C:> tracert 192.168.2.3
10. Amati
informasi yang ditampilkan, dan lakukan hal yang sama untuk setiap host.
11. Buat kesimpulan!
E.
HASIL PRAKTIKUM
·
Tabel Perutean
Router
|
Destination Network
|
Netmask
|
Next Hop
|
Interface
|
Dest
|
R1
|
192.168.1.0
|
255.255.255.0
|
-
|
Eth 0
|
Direct
|
192.168.2.0
|
255.255.255.0
|
-
|
Eth 1
|
Direct
|
|
192.168.3.0
|
255.255.255.0
|
192.168.2.4
|
Eth 1
|
Indirect
|
|
192.168.4.0
|
255.255.255.0
|
192.168.2.4
|
Eth 1
|
Indirect
|
|
R2
|
192.168.1.0
|
255.255.255.0
|
192.168.2.1
|
Eth 0
|
Indirect
|
192.168.2.0
|
255.255.255.0
|
-
|
Eth 0
|
Direct
|
|
192.168.3.0
|
255.255.255.0
|
-
|
Eth 1
|
Direct
|
|
192.168.4.0
|
255.255.255.0
|
192.168.3.5
|
Eth 1
|
Indirect
|
|
R3
|
192.168.1.0
|
255.255.255.0
|
192.168.3.1
|
Eth 0
|
Indirect
|
192.168.2.0
|
255.255.255.0
|
192.168.3.1
|
Eth 0
|
Indirect
|
|
192.168.3.0
|
255.255.255.0
|
-
|
Eth 0
|
Direct
|
|
192.168.4.0
|
255.255.255.0
|
-
|
Eth 1
|
Direct
|
·
Uji Koneksi
No
|
Alamat Awal
|
Alamat Yang Dituju
|
Respon
|
1.
|
192.168.1.3
|
192.168.1.2
|
Terkoneksi
|
2.
|
192.168.2.2
|
Terkoneksi
|
|
3.
|
192.168.2.3
|
Terkoneksi
|
|
4.
|
192.168.3.2
|
Terkoneksi
|
|
5.
|
192.168.3.3
|
Terkoneksi
|
|
6.
|
192.168.4.2
|
Terkoneksi
|
|
7.
|
192.168.4.3
|
Terkoneksi
|
|
8.
|
192.168.3.4
|
Terkoneksi
|
·
Uji Koneksi (langkah 2)
Network address
diganti menjadi 192.168.10.3
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.4
Pinging
192.168.10.4 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.4: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from
192.168.10.4: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.4:
Packets: Sent = 2, Received = 2, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.2
Pinging 192.168.10.2
with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.2: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from
192.168.10.2: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.2:
Packets: Sent = 2, Received = 2, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.1
Pinging
192.168.10.1 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.1: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.1:
Packets: Sent = 1, Received = 1, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.8
Pinging
192.168.10.8 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.10.1:
Destination host unreachable.
Ping statistics
for 192.168.10.8:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.8
Pinging
192.168.10.8 with 32 bytes of data:
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.2
Pinging
192.168.10.2 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.2: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.2:
Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.4
Pinging
192.168.10.4 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.4: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.4:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.5
Pinging
192.168.10.5 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.5: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.5:
Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.3
Pinging
192.168.10.3 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.3: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from
192.168.10.3: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from
192.168.10.3: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from
192.168.10.3: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.3:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
C:\Users\TOSHIBA>net
view
Server Name Remark
-------------------------------------------------------------------------------
\\PC19-PC
\\TOSHIBA-PC
\\UNP-8LTV3J0QPXP
The command
completed successfully.
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.65
Pinging
192.168.10.65 with 32 bytes of data:
Ping statistics
for 192.168.10.65:
Packets: Sent = 2, Received = 2, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.66
Pinging
192.168.10.66 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.1: Destination host unreachable.
Ping statistics
for 192.168.10.66:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.67
Pinging
192.168.10.67 with 32 bytes of data:
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.2
Pinging
192.168.10.2 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.2: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
^C
C:\Users\TOSHIBA>tracert
192.168.10.2
Tracing route to
RAVI-PC [192.168.10.2]
over a maximum of
30 hops:
1
<1 ms <1 ms <1 ms
RAVI-PC [192.168.10.2]
Trace complete.
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.67
Pinging
192.168.10.67 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Ping statistics
for 192.168.10.67:
Packets: Sent = 1, Received = 0, Lost = 1
(100% loss),
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.65
Pinging
192.168.10.65 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.65: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from
192.168.10.65: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.65:
Packets: Sent = 2, Received = 2, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.66
Pinging
192.168.10.66 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.66: bytes=32 time<1ms TTL=127
Ping statistics
for 192.168.10.66:
Packets: Sent = 2, Received = 2, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.69
Pinging
192.168.10.69 with 32 bytes of data:
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.67
Pinging
192.168.10.67 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.10.67:
bytes=32 time<1ms TTL=127
Ping statistics
for 192.168.10.67:
Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.69
Pinging
192.168.10.69 with 32 bytes of data:
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.69
Pinging
192.168.10.69 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.69: bytes=32 time=1ms TTL=127
Reply from
192.168.10.69: bytes=32 time<1ms TTL=127
Reply from
192.168.10.69: bytes=32 time<1ms TTL=127
Ping statistics
for 192.168.10.69:
Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.100
Pinging
192.168.10.100 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.100: bytes=32 time<1ms TTL=127
Ping statistics
for 192.168.10.100:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.65
Pinging
192.168.10.65 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.65: bytes=32 time<1ms TTL=128
Ping statistics
for 192.168.10.65:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.45
Pinging
192.168.10.45 with 32 bytes of data:
Control-C
^C
C:\Users\TOSHIBA>ping
192.168.10.100
Pinging
192.168.10.100 with 32 bytes of data:
Reply from
192.168.10.100: bytes=32 time<1ms TTL=127
Ping statistics
for 192.168.10.100:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0
(0% loss),
Approximate round
trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
^C
F.
KESIMPULAN
1.
Router adalah perangkat yang dapat melewatkan data adri
satu jaringan ke jaringan lainnya.
2.
Fungsi tracert digunakan untuk menampilkan alamat
lompatan / yang dilalui paket data sebelum mencapai tujuan.
Tracert
dapat dilakukan dengan cara : C:> tracert lalu alamat tujuan yang akan kita
tujukan. Lalu pada tampilan, lihat rute yang dilalui untuk meneruskan paket
dari satu alamat ke alamat lain. Tampilan
bisa dilihat pada run –> cmd.
3. Secara static
perutean dibagi menjadi 2 jenis
yaitu :
- Default Gateway
- Static Route
4.
Setelah melakukan praktikum dapat diambil kesimpulan
yaitu agar penggunaan alamat perutean secara maksimal ketika melakukan
pengalamatan ke banyak PC maka kita harus menggunakan alamat perutean
0 komentar:
Posting Komentar