Rss

Welcome

Selamat datang di Blog Riyo Syaputra tempat sharing tugas, cerita suka dan duka menjadi seorang Mahasiswa
"Tetap Semangat Demi Masa Depan"

Kamis, 28 November 2013

Laporan 6 Jaringan Komputer "Subnetting"


LAPORAN 6
PRAKTEK INSTALASI JARINGAN & KOMPUTER

Subneting




logo-unp.jpg






Oleh:

Nama         : Riyo Syaputra
Nim            :1102087
Prodi                   : Pendidikan Teknik Elektronika
                                               



TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013



A.      Tujuan 
1.      Memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer.
2.      Mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan.
3.      Mampu melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
4.      Memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.

B.       Alat dan Bahan
1.      Personal Computer
2.      LAN Card / NIC
3.      Switch / Hub
4.      Kabel ethernet Straight / Trought

C.      Materi Teoritis

SUBNET MASK
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32  bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. 

 








Gambar : Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask.
Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan  network identifier dari  host identifier
di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit  subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut :


·      Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
·      Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap  host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah  subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik  subnet mask  default (yang digunakan ketika memakai  network identifier berbasis kelas) ataupun  subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
·      Notasi Desimal Bertitik
·      Notasi Panjang Prefiks Jaringan

Desimal Bertitik
Sebuah  subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian  network identifier dan  host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi  desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik,  subnet mask  bukanlah sebuah alamat IP. Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan  di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam  beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
alamat IP  www.xxx.yyy.zzz
subnet mask  www.xxx.yyy.zzz

Kelas alamat Subnet mask (biner)
Subnet mask (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000  255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000  255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000  255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat  dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat  138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari  kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya(255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:

138.96.58.0, 255.255.255.0
 Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada  sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas
alamat
Subnet mask (biner)
Subnet mask
(desimal)
Prefix Length
Kelas A  11111111.00000000.00000000.00000000  255.0.0.0  /8
Kelas B  11111111.11111111.00000000.00000000  255.255.0.0  /16
Kelas C  11111111.11111111.11111111.00000000  255.255.255.0  /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di  dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.

Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang  berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.

Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.

Contoh:
Alamat IP      10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask  11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------ AND
Network ID   10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.




Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan
network identifier kelas B.

Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun  demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu.  Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak  segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :







D.      Langkah Kerja
1.    Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straight-trought dan switch/hub.
2.    Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, seperti gambar berikut :


 








3.    Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet.
4.    Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini.


 




5.    Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini. Klik ganda Internet Protocol seperti pada gambar.


 




                                                                                                               





6.    Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh, komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda adalahh  Range  IP address 192.168.0.1  dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.


 








7.    Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable.

E.       Evaluasi dan Hasil Pratikum
1.    Membentuk kelompok dan masing-masing kelompok membangun jaringan Dengan menggunakan network 192.168.1.0/24 .
2.    Atur Netmask sebagai berikut :
a.    Percobaan 1 = 255.255.255.0      = /24
b.    Percobaan 2 = 255.255.255.128  = /25
c.    Percobaan 3 = 255.255.255.192  = /26
d.   Percobaan 4 = 255.255.255.224  = /27

Percobaan 1 . Uji Koneksi Untuk Netmask 255.255.255.0
No.
Kelompok
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1.
A
192.168.1.2
192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
Terkoneksi
2.
B
192.168.1.2
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
Terkoneksi
3.
C
192.168.1.2
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
Terkoneksi
4
D
192.168.1.2
192.168.1.201
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Terkoneksi

Percobaan 2 . Untuk Netmask 255.255.255.128
No.
Kelompok
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1.
A
192.168.1.2
192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
Terkoneksi
2.
B
192.168.1.2
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
Terkoneksi
3.
C
192.168.1.2
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
Tidak Terkoneksi
4
D
192.168.1.2
192.168.1.201
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Tidak Terkoneksi
Ket : Kelompok C dan D saling terkoneksi .

Percobaan 3 . Untuk Netmask 255.255.255.192
No.
Kelompok
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1.
A
192.168.1.2
192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
Terkoneksi
2.
B
192.168.1.2
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
Tidak Terkoneksi
3.
C
192.168.1.2
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
Tidak Terkoneksi
4
D
192.168.1.2
192.168.1.201
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Tidak Terkoneksi
Ket : Hanya kelompok B dan C saling terkoneksi.


Percobaan 4 . Untuk Netmask 255.255.255.224
No.
Kelompok
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1.
A
192.168.1.2
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
Terkoneksi
2.
B
192.168.1.2
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
Tidak Terkoneksi
3.
C
192.168.1.2
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
Tidak Terkoneksi
4
D
192.168.1.2
192.168.1.201
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Tidak Terkoneksi
Hanya sesama anggota kelompok yang terkoneksi

Ø Hasil Praktikum dari DOS
Microsoft Windows [Version 6.1.7601]
Copyright (c) 2009 Microsoft Corporation.  All rights reserved.

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.1

Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.1:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.3

Pinging 192.168.1.3 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.3:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.4

Pinging 192.168.1.4 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.4:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.101

Pinging 192.168.1.101 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.101:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.102

Pinging 192.168.1.102 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.102:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.103

Pinging 192.168.1.103 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.103:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.104

Pinging 192.168.1.104 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.104:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.151

Pinging 192.168.1.151 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.

Ping statistics for 192.168.1.151:
    Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.204

Pinging 192.168.1.204 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.

Ping statistics for 192.168.1.204:
    Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),

C:\Users\TOSHIBA>ping 192.168.1.201

Pinging 192.168.1.201 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.

Ping statistics for 192.168.1.201:
    Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),


Ping statistics for 192.168.1.204:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),







Analisis Hasil Praktikum

1.      Untuk netmask 255.255.255.0
            Alamat IP                    11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
            Subnet Mask               11111111 11111111 11111111 00000000 (255.255.255.0)
--------------------------------------------------------------       AND
Network Address       11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
     Broadcast Address     11000000 10101000 00000001 11111111(192.168.1.255)
     Range Address           192 . 168 . 1 . 0                     192 . 168 . 1 . 255
     Semua Host yg ada pada jaringan akan terhubung. 

     Host Address              2h – 2 = 28-2
                                                    = 256 – 2
                                                    = 254

2.      Untuk netmask 255.255.255.128
            Alamat IP                    11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
            Subnet Mask               11111111 11111111 11111111 000000(255.255.255.128)
--------------------------------------------------------------- AND
Network Address       11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
     Broadcast Address     11000000 10101000 00000001 01111111 (192.168.127.)
     Range Address           192 . 168 . 1 . 0                     192 . 168 . 1 . 127
    

     Jumlah segmen            2n = 21
                                                           = 2
     Range Address          
1)   192.168.1.0                            192 . 168 . 1 . 127
2)   192.168.1.128                        192 . 168 . 1 . 255
            Oleh karena itu, kelompok A  dan B saling terkoneksi. Kelompok C dan D juga saling terkoneksi
     Host Address              2h – 2 = 27-2
                                                    = 128 – 2
                                                    = 126

3.      Untuk netmask 255.255.255.192
            Alamat IP                    11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
            Subnet Mask               11111111 11111111 11111111 110000 (255.255.255.192)
--------------------------------------------------------------- AND
Network Address       11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
     Broadcast Address     11000000 10101000 00000001 00111111 (192.168.63.)
     Range Address           192 . 168 . 1 . 0                     192 . 168 . 1 . 63
                                       
     Jumlah segmen            2n = 22
                                                           = 4
     Range Address          
1)   192.168.1.0                            192 . 168 . 1 . 63
2)   192.168.1.64                          192 . 168 . 1 . 127
3)   192.168.1.128                        192 . 168 . 1 . 191
4)   192.168.1.192                        192 . 168 . 1 . 255
            Oleh karena itu hanya kelompok B dan C yang saling terkoneksi, sebab berada pada satu jaringan
            Host Address              2h – 2  = 26 - 2
                                                    =  64 – 2
                                                    = 62

4.      Untuk netmask 255.255.255.224
            Alamat IP                    11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
            Subnet Mask               11111111 11111111 11111111 111000(255.255.255.224)
--------------------------------------------------------------- AND
Network Address       11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
     Broadcast Address     11000000 10101000 00000001 00011111 (192.168.1.31)
     Range Address           192 . 168 . 1 . 0                     192 . 168 . 1 . 31
    
     Jumlah segmen            2n = 23
                                                           = 8
    
Range Address               
1)   192.168.1.0                            192 . 168 . 1 . 31
2)   192.168.1.32                          192 . 168 . 1 . 63
3)   192.168.1.64                          192 . 168 . 1 . 95
4)   192.168.1.96                          192 . 168 . 1 . 127
5)   192.168.1.128                        192 . 168 . 1 . 159
6)   192.168.1.160                        192 . 168 . 1 . 191
7)   192.168.1.192                        192 . 168 . 1 . 223
8)   192.168.1.224                        192 . 168 . 1 . 255
Oleh karena itu hanya yang berada ada satu kelompok saja yang terkoneksi , sebab tidak ada kelompok yang berada pada satu jaringan.
Host Address                   2h – 2 = 25 - 2
                                                    = 32 – 2
                                                    = 31





F.       Kesimpulan
1.    Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32  bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. (Wikipedia)


2.    Setiap  host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah  subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen

3.    Subnet Mask berfungsi untuk mengetahui ‘kelompok’ (yang biasa disebut sebagai Network) dari suatu IP
Fungsi Subnet adalah :
Ø Mengetahui alamat IP address
Ø Menentukan network Address
Ø Mengetahui broadcast address, dan
Ø Menentukan banyak subnet

4.    Jumlah subnet dipengaruhi oleh jumlah bit 1 yang bertambah pada oktet keempat pada netmask. Semakin banyak jumlah bit 1 pada oktet keempat netmask maka semakin banyak jumlah subnetnya.

5.    Metode yang dapat digunkan untuk merepresentasikanASubnet Mask :
Ø Notasi Desimal Bertitik
Ø Notasi Panjang Prefiks Jaringan

0 komentar:

Posting Komentar