LAPORAN 9
PRAKTIK INSTALASI KOMPUTER DAN JARINGAN
“NAT,ISC DAN DHCP”
Oleh :
NAMA :
Riyo Syaputra
NIM :1102087
PRODI :
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
A.
TUJUAN
1.
Mampu mengenal dan memahami NAT, ICS
dan DHCP.
2.
Mampu melakukan sharing koneksi
internet pada jaringan lokal menggunakan fasilitas NAT.
3.
Mampu melakukan sharing koneksi
internet pada LAN menggunakan fasilitas ICS.
4.
Mampu melakukan konfigurasi DHCP Server
dan DHCP Client.
B. ALAT DAN BAHAN
1.
PC Router yang telah terinstall Windows
Server.
2.
PC Client.
3.
Switch atau Hub.
4.
Kabel UTP.
5.
Layanan Internet.
C.
TEORI SINGKAT
Protokol IP yang banyak
digunakan saat ini adalah IP versi 4 (IPv4). Dengan panjang alamat 4 byte
berarti terdapat 2 pangkat 32 = 4.294.967.296 alamat IP yang tersedia. Jumlah
ini secara teoritis adalah jumlah komputer yang dapat langsung koneksi ke
internet. Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP (Internet Service
Provider) hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu pengguna dan alamat
ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang diberikan akan berbeda setiap
kali user melakukan koneksi ke internet.
Hal ini akan menyulitkan
untuk bisnis golongan menengah ke bawah. Di satu sisi mereka membutuhkan banyak
komputer yang terkoneksi ke internet, akan tetapi di sisi lain hanya tersedia
satu alamat IP yang berarti hanya ada satu komputer yang bisa terkoneksi ke
internet. Hal ini bisa diatasi dengan metode Sharing Koneksi Internet. Dengan
fasilitas sharing koneksi yang dijalankan di salah satu komputer, satu alamat
IP tersebut dapat dibagi ke beberapa komputer yang lain dan mereka bisa
melakukan koneksi ke internet secara bersamaan.
Di lingkungan sistem
operasi Windows, sharing koneksi
internet dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Network Address
Translation (NAT)
Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut
dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke
jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan
metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan
akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi
jaringan.
Alamat yang biasa sebagai alamat jaringan private atau yang disebut private address space (RFC 1918), yaitu:
10.0.0.0 - 10.255.255.255
(10/8 prefix)
172.16.0.0 -
172.31.255.255 (172.16/12 prefix)
192.168.0.0 -
192.168.255.255 (192.168/16 prefix)
Karena alamat tersebut
adalah private address yang dipakai untuk jaringan local tentunya tidak dapat
berkomunikasi dengan jaringan lain di Internet, karena semua host yang ingin terkoneksi
di Internet harus menggunakan alamat global atau public IP address. Untuk itu
perlu men-translate IP address private menjadi public IP address.Alasan lain
untuk menggunakan NAT adalah security.
Seluruh alamat jaringan private/lokal (misal 254 PC), bisa di-translate menjadi
1 public IP. Teknik ini disebut many-to-one NAT atau biasa disebut Port Address Translation (PAT). Teknik ini
sangat bermanfaat jika diinginginkan seluruh user di jaringan private
meng-inisiasi koneksi ke Internet (browsing internet atau mengirim email
misalnya), tapi sebaliknya tidak diinginkan host dari Internet untuk
meng-inisiasi koneksi ke PC user di jaringan private. Host dari Internet tidak
bisa meng-inisiasi koneksi ke internal host jaringan private karena hanya ada 1
public IP address yang terlihat di jaringan private, sedangkan jumlah PC yg
sebenarnya lebih dari sat. Untuk kasus one-to-one NAT, dimana 1 private IP akan
di-translate menjadi 1Public IP.
2.
Internet Connection
Sharing (ICS)
Internet Connection
Sharing adalah suatu aplikasi yang diterapkan untukmenghubungkan beberapa
komputer pada sebuah jaringan lokal (LAN) sehingga bisa melakukan akses
internet. Aplikasi ini merupakan fasilitas bawaan Microsoft Windows. Penerapan
atau penginstallan Internet Connection Sharing (ICS) hanya dilakukan/dipasang
di PC Router ber-sistem operasi Windows,
sedangkan Client-nya mengikuti standard setting network biasa.
Kemampuan Internet
Connection Sharing (ICS), antara lain :
·
Mampu melakukan koneksi beberapa
komputer sekaligus melalui jaringan LAN dengan akses internet hanya pada satu
Internet Service Provider (ISP).
·
Perlengkapan koneksi jaringan
menggunakan Directory and Naming Service
dan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP).
·
Tidak memerlukan adanya penambahan
software untuk client, baik client
windows maupun non windows untuk bisa terkoneksi ke internet.
·
Mampunyai support protocol yang meliputi banyak hal.
Misalnya, Point-to-Point Tunneling Protocol (pPTP) dan Virtual Private Network
(VPN).
3.
Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP)
Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP) merupakan layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada
komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai
DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP
Client. Dengan demikian administrator jaringan tidak perlu lagi harus
memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP di setiap
client, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.
Pada saat DHCP client dihidupkan, maka
komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP.
DHCP Server menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP
Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP
yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar POOL. Nomor
IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada
lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi
TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.
Setelah periode waktu tertentu, maka
pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak
memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada
DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang
membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau
selamanya. Jangka waktu disebut leased period.
Kelebihan DHCP :
·
Memudahkan dalam transfer data kepada
PC client atau PC server lain.
·
DHCP menyediakan alamat-alamat IP
secara dinamis. DHCP ini didesain untuk melayani network yang besar dan
konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
·
DHCP memungkinkan suatu client
menggunakan alamat IP yang reusable,
artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client
tersebut tidak sedang menggunakannya (off).
·
DHCP memungkinkan suatu client
menggunakan satu alamat IP untuk jangka
waktu tertentu dari server.
·
DHCP akan memberikan satu alamat IP dan
parameter-parameter kofigurasi lainnya kepada client.
Di jaringan komputer,
dikenal dua macam IP yang digunakan, yaitu IP Private dan IP Public. IP Private adalah IP yang digunakan untuk
jaringan yang tidak terhubung ke
internet misalnya untuk LAN dan biasanya yang digunakan private address space (RFC 1918).
Sedangkan IP Public adalah IP yang
digunakan oleh jaringan yang terhubung ke internet misalnya saat komputer kita
terhubung ke internet akan mendapat IP publik dari ISP yang berupa IP dinamis
dan jika diganti dengan IP private maka
kita tidak bisa terhubung ke internet.
D.
LANGKAH KERJA
Dalam prakteknya, sharing koneksi
internet pada system yang berbasis Microsoft, bisa menggunakan salah satu
metode NAT atau ICS. Apabila sharing koneksi internet dilakukan dengan NAT,
maka ICS tidak digunakan, atau sebaliknya.
1.
Sharing Koneksi Internet
dengan NAT
a.
Bangun sebuah jaringan LAN dan
hubungkan dengan jaringan Lokal
Elektronika yang terhubung ke internet via Jaringan UNP, seperti gambar berikut
:
b.
Pastikan PC yang digunakan sebagai
router untuk menghubungkan jaringan LAN ke jaringan local Elektronika telah
terpasang 2 buah NIC dan telah terinstall Windows 2003 Server (atau Windows
Server versi lain).
c.
Untuk mempermudah mengenali kedua NIC
yang digunakan, ubah nama koneksinya sesuai dengan kebutuhan. Dapat dilakukan
melalui : Start | Control Panel | Network
Connections > klik.
Kemudian tampil jendela Network Connections seperti gambar
berikut :
NIC yang dipakai untuk
terhubung ke jaringan local Elektronika berikan nama WAN, sedangkan NIC yang
dipakai untuk menghubungkan ke jaringan LAN yang akan dibangun beri nama LAN.
d.
Langkah selanjutnya adalah
mengkonfigurasi IP Address untuk masing-masing NIC.
Konfigurasi WAN :
IP Address : 192.168.189.11
Subetmask : 255.255.255.192
Default Gateway : 192.168.189.1
DNS Server : 10.1.1.5
Alternative DNS :10.1.1.1
Konfigurasi LAN :
IP Address : 192.168.1.1
Subetmask : 255.255.255.0
Default Gateway :
DNS Server : 10.1.1.1
10.1.1.5
Gambar di bawah ini sebagai router
e.
Melalui Command Prompt, lihat
konfigurasi IP Address router dengan perintah :
ipconfig /all
Amati informasi yang
ditampilkan.
f.
Lakukan test koneksi menggunakan
perintah PING ke alamat-alamat berikut :
192.168.189.1
10.1.1.1
10.1.1.5
Google.co.id
Jika konfigurasi Router
benar, test konekasi ke alamat-alamat tersebut akan berhasil.
g.
Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan
layanan Network Address Translation (NAT).
Klik Start | Administrative Tools | Routing and Remote
Access.
h.
Melalui jendela Routing
and Remote Access, klik kanan pada root Routing and Remote Access.
i.
Kemudian klik Add Server.
j.
Pada Jendela Add Server, pilih opsi
This Computer.
k.
Pada jendela Routing and remote Access
akan muncul nama server yang akan dijadikan Router NAT.
l.
Klik kanan pada nama
Server, pilih Configure and Enable Routing and Remote Access.
m.
Pada jendela Routing and Remote Access
Setup Wizard, klik opsi Network address translation (NAT).
n.
Selanjutnya muncul jendela NAT Internet
Connection, pilih interface WAN, yaitu interface yang dipakai untuk
menghubungkan router dengan jaringan luar yakni ke jaringan local Elektronika.
Klik Next.
o.
Tunggu sampai proses Setup Wizard
selesai.
p.
Pada jendela Routing and
Remote Access akan tampil konfigurasi router NAT, seperti gambar berikut :
q.
Proses konfigurasi NAT telah selesai.
r.
Langkah selanjutnya adalah melakukan
konfigurasi IP Address pada setiap PC Client.
s.
Lakukan koneksi internet melalui PC
Client!
2.
Sharing Koneksi Internet
dengan ICS
Selain dengan dengan NAT,
sharing koneksi internet di windows bisa juga dengan Internet Connection
Sharing. Dalam proses konfigurasi, ICS bahkan lebih mudah dibandingkan NAT,
hanya saja NAT menyediakan fitur yang lebih bagus. Tapi yang harus diperhatikan
NAT dan ICS tidak bisa dipakai dalam waktu yang bersamaan. Berikut adalah
langkah-langkah
mengaktifkan ICS :
a.
Non-aktifkan NAT yang telah
dikonfigurasi.
Klik kanan pada nama
Server, lalu pilih Disable Routing and Remote Access. Tunggu sampai proses
pe-nonaktifan selesai, ditandai dengan perubahan warna biru pada icon server
menjadi merah.
b.
Setelah NAT di disable, baru ICS bisa
diaktifkan.
c.
Buka jendela Network Connections, klik
kanan pada ikon WAN lalu pilih Properties.
d.
Kemudian akan muncul jendela WAN
Properties. Pada tab Advanced, centang
pilihan “Allow other network users to connect through this computer’s
Internet connection”
e.
Apabila sukses, ikon WAN akan ditandai
dengan ikon sharing.
f.
Lakukan koneksi internet dari
masing-masing host.
3.
Konfigurasi DHCP Server
Agar proses kkonfigurasi
PC Client menjadi lebih mudah, jadikan PC Router sekaligus sebagai DHCP Server.
Berikut langkah-langkah proses konfigurasi DHCP Server:
a.
Klik Start | Administrative Tools |
Configure Your Server Wizard, klik.
b.
Kemudian muncul jendela “Configure Your
Server Wizard”, klik Next.
c.
Selanjutnya muncul jendela Server Role,
pilih DHCP server, lalu klik Next.
d.
Tunggu sampai proses
installasi layanan DHCP Server selesai
e.
Muncul jendela New Scope Wizard, klik
Next.
f.
Melalui Jendela Scope Name, buat nama
scope range alamat IP DHCP pada jaringan lokal.
g.
Masukkan range alamat IP DHCP, misalnya
192.168.1.0 sampai 192.168.1.254. Alamat yang berada pada range tersebut akan
diberikan secara otomatis kepada PC Client yang me-request. Dan masukkan juga
Prefix dan Subnet mask alamat jaringan lokal. Lalu klik Next.
h.
Pada jendela Add Exclussions, masukkan
range alamat yang akan dipakai untuk kebutuhan khusus (jika tidak ada, abaikan
saja). Klik next.
i.
Pada Jendela Lease Duration, setting
waktu lease IP Address, yaitu masa penggunaan IP oleh DHCP Client.
j.
Pada jendela Configure DHCP Options,
pilih Opsi “Yes, I want to configure
these options now”. Lalu klik Next.
k.
Pada Jendela Router (Default gateway),
masukkan alamat Router Lokal yang juga sekaligus
menjadi Gateway bagi jaringan lokal, misalnya 192.168.1.1, klik Next.
l.
Masukkan alamat DNS Server (di UNP
alamat DNS Server yang dipakai adalah 10.1.1.1 dan 10.1.1.5)
m.
Pada jendela Active Scope, pilih opsi
“Yes, I want to activate this scope now”. Lalu klik Next.
n.
Configurasi DHCP Server telah selesai.
o.
Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan
DHCP Client pada PC Client, dengan cara Double klik pada ikon LAN Connection
untuk menampilkan Jendela LAN Properties.
p.
Double klik pada Internet Protocol
(TCP/IP).
q.
Muncul jendela Internet Protocol
(TCP/IP) Properties, pilih opsi “Optain an IP Address Automatically” dan pilih
juga opsi “Optain DNS Server address Automatically”, lalu klik Next.
r.
Tunggu proses request oleh PC Client ke
server DHCP selesai.
s.
Apabila berhasil, maka PC Client akan
memperoleh IP Dinamik.
t.
Untuk menguji koneksi internet dari PC
Client, test Ping ke salah satu alamat site, atau coba melakukan browsing.
Ketika
melakuan PING ke salah satu host, hasinya terkoneksi, dan ketika melakukan
browsing pun bisa terkoneksi ke internet.
E.
EVALUASI dan PENUGASAN
1.
Apa yang dimaksud dengan :
·
IP Private
·
IP Public
·
Network Address Translation
·
Internet Connection Sharing
·
DHCP Server
·
DHCP Client
Jawab :
IP Public adalah IP yang bisa
diakses langsung oleh internet. Jika dianalogikan, IP Public itu telepon rumah
atau nomer HP yang bisa ditelepon langsung oleh semua orang. Alamat-alamat
ini ditetapkan oleh InterNIC dan terdiri dari beberapa buah network identifier
yang dijamin unik (tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama)
jika jaringan tersebut telah terhubung ke Internet.
IP Private adalah IP yang biasanya
digunakan dalam jaringan yang tidak terhubung ke internet atau bisa
juga terhubung ke internet tapi melalui NAT. Analoginya IP private itu
telepon lokal dalam kantor/hotel yang bisa buat telepon-teleponan gratis
dalam satu gedung. Nah kalo ada orang yang mau telepon harus lewat operator
dolo (NAT) karena nomer telepon publicnya cuma satu (hunting).
NAT adalah suatu metode
untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan
satu alamat IP.
Internet Connection Sharing adalah suatu aplikasi
yang diterapkan untukmenghubungkan beberapa komputer pada sebuah jaringan lokal
(LAN) sehingga bisa melakukan akses internet.
Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP) merupakan layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada
komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang
meminta nomor IP disebut sebagai DHCP
Client. Dengan demikian administrator jaringan tidak perlu lagi harus
memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP di setiap
client, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.
Pada saat DHCP client dihidupkan, maka
komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP.
DHCP Server menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP
Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP
yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar POOL. Nomor
IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada
lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi
TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.
2.
Jelaskan proses konfigurasi NAT dan
DHCP Server pada sistem operasi yang lain, misalnya Linux. (Soal No. 2
dikerjakan dalam bentuk makalah).
Konfigurasi
DHCP Server pada Ubuntu
Jika
komputer ubuntu anda mempunyai 2 network card atau lebih, maka anda harus
memilih salah satu network card yang digunakan untuk menerima permintaan IP
dari client. Pertama install DHCP server dengan perintah
Sudo apt-get install dhcp3-server
Lalu buka dan editlah file
dhcp3-server anda dengan mengetikkan :
- sudo gedit /etc/default/dhcp3-server
Lalu ubahlah INTERFACES=”eth0″ menjadi eth1
- Simpan
file yang telah diedit tadi kemudian exit
- Untuk
membackup file dhcpd ketikan
cp /etc/dhcp3/dhcpd.conf
/etc/dhcp3/dhcpd.conf.back
- Setelah itu
ganti konfigurasi dhcpd dengan mengetikan perintah sudo gedit/etc/dhcp3/dhcpd.conf
dengan konfigurasi sebagai berikut :
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.1.255;
option routers 192.168.1.254;
option domain-name-servers 192.168.1.1, 192.168.1.2;
option domain-name “yourdomainname.com”;
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.10 192.168.1.200;
}
host client1{
hardware ethernet 00:1b:63:ef:db:54;
fixed-address 192.168.1.20;
}
host client2{
hardware ethernet 00:0a:95:b4:d4:b0;
fixed-address 192.168.1.21;
}
host client3{
hardware ethernet 00:16:cb:aa:2a:cd;
fixed-address 192.168.1.22;
}
host client4{
hardware ethernet 00:0a:95:f5:8f:b3;
fixed-address 192.168.1.23;
}
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.1.255;
option routers 192.168.1.254;
option domain-name-servers 192.168.1.1, 192.168.1.2;
option domain-name “yourdomainname.com”;
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.10 192.168.1.200;
}
host client1{
hardware ethernet 00:1b:63:ef:db:54;
fixed-address 192.168.1.20;
}
host client2{
hardware ethernet 00:0a:95:b4:d4:b0;
fixed-address 192.168.1.21;
}
host client3{
hardware ethernet 00:16:cb:aa:2a:cd;
fixed-address 192.168.1.22;
}
host client4{
hardware ethernet 00:0a:95:f5:8f:b3;
fixed-address 192.168.1.23;
}
- Setelah selesai
kita perlu merestart dhcp nya dengan perintah :
sudo /etc/init.d/dhcp3-server restart
- Instalasi dan konfigurasi DHCP server selesai.
v Konfigurasi NAT
Instalasi
Ubuntu Server 10.10Agar Ubuntu Server 10.10 bisa melakukan koneksi ke
jaringan, baik itu jaringan
lokal maupun internet, maka langkah awal yang dilakukan adalah melakukan
konfigrasi alamat IP. Untuk mengkonfigurasi alamat IP langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
·
Masuklah menggunakan username dan
password yang telah diatur pada langkah sebelumnya..
·
Masuk
ke root dengan perintah :
custom@server:~$
sudo su
·
Sebelum
melakukan konfigurasi pada alamat IP, cek terlebih dahulu apa nama
kartu jaringan (ethernet) yang tersedia yang bisa digunakan dengan
mengetikkan: # ifconfig –a | more. Penamaan kartu
jaringan pada sistem Linux diawali dengan eth lalu diikuti dengan nomor kartu
jaringannya yang dimulai dengan 0, misal eth0, eth1, eth2, dan seterusnya.
Karena pada artikel ini saya menggunakan dua buah kartu jaringan maka setelah
diketikkan # ifonfig –a | more, didapati bahwa nama
kartu jaringan yang saya miliki pada sistem linux dikenal dengan nama eth0 dan
eth1.
·
ketikkan
perintah # nano /etc/network/interfacesuntuk mulai
melakukan konfigurasi alamat IP Ubuntu Server 10.10. Pada baris paling akhir
ketikkan skrip berikut:
auto
eth0 iface
eth0 inet static
address:
192.168.6.200
netmask:
255.255.255.0
gateway
192.168.6.254
Skrip diatas adalah skrip yang digunakan untuk
melakukan pengaturan kartu jaringan pertama (eth0) yang akan dihubungkan ke
internet. Alamat IP harus satu segmen dengan jaringan yang ada di atas Ubuntu
Server 10.10 yang digunakan dan gateway dari kartu jaringan pertama juga harus
merupakan alamat IP dari perangkat yang bertindak sebagai gerbang dari Ubuntu
Server 10.10 yang digunakan ke internet. Sedangkan untuk pengaturan kartu
jaringan kedua yang akan digunakan sebagai interface ke jaringan lokal adalah
sebagai berikut:
Auto eth1
iface
eth1 inet static
address
10.10.1.254
netmask
255.255.255.0
Jika
telah selesai tekan tombol Ctrl + O untuk menyimpan
konfigurasi yang telah dilakukan, berikan nama berkas konfigurasi yang baru
saja dibuat, pada artikel ini saya tidak memberikan nama baru, menekan
tombol Enter. Kemudia tekan tombol Ctrl + X untuk
keluar. Restart kartu jaringan menggunakan perintah # /etc/init.d/networking restart agar
konfigurasi yang baru saja dilakukan bisa terbaca oleh sistem.
·
Pada
umumnya, jika kartu jaringan belum pernah dikonfigurasi menggunakan Ubuntu
Server 10.10 atau Ubuntu Server 10.10 yang digunakan masih baru diinstal (fresh
install), kartu jaringan yang tertanam di komputer sudah terbaca namun belum
aktif. Untuk melihat apakah kartu jaringan sudah aktif atau belum, ketikkan
perintah # ifconfig. Pada artikel ini, kartu jaringan yang saya gunakan
belum aktif.
·
Untuk
mengaktifkannya ketikkan perintah # ifconfig eth0 up(mengaktifkan
kartu jaringan pertama) dan # ifconfig eth1 up(mengaktifkan kartu
jaringan kedua). Setelah itu
restart kembali kartu jaringan menggunaka # /etc/init.d/networking restart.
Jika dilakukan pengecekan kembali menggunakan perintah # ifconfig,
maka akan bisa dilihat bahwa kartu jaringan sudah aktif dan sudah memiliki
alamat IP sesuai dengan yang sudah di konfigurasi.
·
Langkah
selanjutnya adalah memberikan DNS (Domain Name System). DNS digunakan sebagai
penerjemah dari nama domain ke alamat IP, dan sebaliknya, yaitu dari alamat IP
ke nama domain. Jadi apabila pengguna mengetikkan google.com di web browser,
maka itu berarti pengguna memanggil alamat IP dari google.com yaitu
74.125.71.103. Untuk mengatur DNS di Ubuntu Server 10.10 pengguna harus membuat
sebuah berkas baru bernama resolv.conf yang diletakkan di
direktori /etc dengan mengetikkan # touch /etc/resolv.conf, namun
sebelumnya pengguna harus masuk ke dalam mode root. Setelah berhasil
membuatnya, selanjutnya adalah mengisi berkas resolve.conf tersebut
dengan alamat IP yang bisa menerjemahkan nama domain ke alamat IP dan
sebaliknya, dengan cara mengetikkan perintah # nano /etc/resolv.conf.
Kemudian ketikkannameserver dan diikuti dengan alamat IPyang
bisa digunakan sebagai DNS, pada artikel ini saya menggunakan 2 buah DNS, yaitu
192.168.4.254 yang merupakan alamat IP gateway Ubuntu Server 10.10 dan 8.8.8.8
yang merupakan alamat penyedia DNS yang dibuat oleh Google. Jadi
penulisannya adalah sebagai berikut:
nameserver 192.168.4.254
nameserver 8.8.8.8
nameserver 8.8.8.8
Simpan dengan
menekan Ctrl + O, tekan tombol Enter untuk replace
nama yang lama dan tekan Ctrl + X untuk keluar. Lakukan
kembali restart jaringan dengan mengetikkan # /etc/init.d/networking.
- Tahap berikutnya adalah melakukan pengecekan apakah Ubuntu Server 10.10 sudah bisa melakukan koneksi ke internet dan apakah DNS sudah bekerja dengan baik. Cara melakukannya adalah dengan melakukan ping ke sebuah alamat domain. Pada artikel ini, saya melakukan pengecekan dengan melakukan ping ke domain yahoo.com. Perintah yang diketikkan adalah # ping yahoo.com. disini saya sudah mendapatkan balasan dari yahoo.com dan berarti Ubuntu Server 10.10 yang digunakan sebagai server sudah terkoneksi ke internet dengan baik, begitu juga dengan DNS-ny
- Selanjutnya, lakukan konfigurasi agar semua klien yang berada pada jaringan lokal bisa mengakses ke jaringan yang berada di jaringan luar (internet) atau melakukan NAT. Jika tidak dikonfigurasi maka paket-paket yang berasal dari kartu jaringan lokal (eth1) tidak akan bisa diteruskan ke kartu jaringan yang mengarah ke internet (eth0). Caranya adalah dengan mengetikkan perintah berikut ini: iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j MASQUERADE, lalu tekan Enter. Jika ingin rule ini dijalankan pada saat komputer dinyalakan, maka ketikkanlah rule diatas pada file/etc/rc.local sebelum baris exit 0.
F. KESIMPULAN
1. Pada
dasarnya ICS hampir sama dengan NAT tapi ICS mempunyai kekurangan salah satunya
tidak dapat mengkonfigurasi DHCP server. Itu karena ICS akan memberikan
internal DHCP server, hal ini karena ICS akan memberikan internal DHCP server
dari 192.168.1.1 – 192.168.1.254 dan akan mengubah alamat server yang dibuat,
misal 10.1.1.5 menjadi 192.168.1.0 dengan subnet 255.255.255.0
Selain itu ICS hanya bisa
menggunakan satu public address dari internet untuk di-share. Beda dengan NAT ,
bisa menggunakan lebih dari satu alamat public internet.
Sebelum menggunakan ICS jika sudah
mengaktifkan RRAS, maka RRAS harus disable karena ICS tidak bisa digunakan
bersama RRAS(Routing and Remote Access System)
.
2.
Kelebihan DHCP
·
Memudahkan dalam transfer data kepada
PC client lain atau PC server.
·
DHCP menyediakan alamat-alamat IP
secara dinamis dan konfigurasi lain.DHCP ini didesain untuk melayani
network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
·
DHCP memungkinkan suatu client
menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai
oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).
·
DHCP memungkinkan suatu client
menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
·
DHCP akan memberikan satu alamat IP dan
parameter-parameter kofigurasi
lainnya kepada client.
1 komentar:
PENGEN TAK COPY TP SY GA BSA , MAKLM NEWBI
Posting Komentar